taqwa | Al-Wasathiyah wal I'tidal

🇫‌🇦‌🇮‌🇩‌🇦‌🇭　‌🇸‌🇾‌🇦‌🇼‌🇦‌🇱

(Bagian 10-14/21)

••• ════ ༻🗓️༺ ════ •••

🇲🇨 Terjemah Indonesia

🛋️ Faidah ke – 10

Tidak sah mengumpulkan niat puasa qadha dengan puasa enam hari di bulan Syawal dengan niat yang satu.

Karena itu, siapa yang tidak berpuasa Ramadhan karena ada udzur, tidak sah menggabungkan niat puasa sunnah enam hari di bulan Syawal dengan puasa qadha Ramadhan, menjadi niat yang satu.

🛋️ Faidah ke – 11

Berpuasa Syawwal enam hari boleh dikerjakan secara berurutan (menyambung) ataupun berpisah-pisah sesuai dengan apa yang mudah baginya.

Jika ia mengakhirkan puasa Syawwal pun tidak mengapa, terutama bagi orang yang sedang menjamu para tamu atau sedang berkumpul dengan karib kerabatnya di hari raya atau setelah hari raya. Dalam hal ini, perkaranya lapang.

🛋️ Faidah ke – 12

Boleh hukumnya menggabungkan niat puasa ayyamul bidh dan puasa Senin-Kamis dengan puasa Syawwal enam hari. Diharapkan hal ini mendapatkan pahala dari kesemuanya.

Dan ini merupakan pendapat yang dipilih oleh guru kami, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah , dimana beliau mengatakan: “Diharapkan kesemua hal ini memperoleh pahala. Dikarenakan dia memberlakukan dirinya untuk berpuasa Syawwal sebagaimana ia memberlakukan dirinya berpuasa di hari bidh (pertengahan bulan). Sedangkan karunia Allah itu begitu luasnya.”

“Diberlakukan bagi orang yang berpuasa Syawwal enam hari, bahwa dirinya juga berpuasa tiga hari di pertengahan bulan.”
[ Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ]

🛋️ Faidah ke – 13

Apabila puasa Syawwal itu bertepatan dengan hari Sabtu , maka hendaknya ia tetap berpuasa. Karena puasanya di hari itu bukan lantaran hari Sabtu, namun dia berpuasa adalah karena dia berniat puasa enam hari di bulan Syawwal.

🛋️ Faidah ke – 14

Barangsiapa yang mempunyai hutang puasa Ramadhan namun ia hanya berkesempatan untuk meng qadha’ nya di seluruh bulan Syawwal seperti wanita yang mengalami nifas, maka ia boleh berpuasa Syawwal enam hari di bulan Dzulqa’dah.

Dia akan memperoleh balasan yang sama dengan orang yang berpuasa di bulan Syawwal. Karena penundaannya ini memang disebabkan alasan yang darurat, sebagaimana disampaikan oleh guru kami, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu .

Dan ini pula yang difatwakan oleh guru beliau, Syaikh Ibnu Si’di rahimahullahu .
[ Al-Fatawa as-Si’diyah Hal: 230 dan Majmu’ Fatawa Ibni ‘Utsaimin (XX/19)]

– Bersambung In syaa Allah –

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

🇸🇦 Terjemah Arabic

🛋️ *فواىٔد – ١٠*

*لا يَصِـحُّ جمـعُ قضـاء رمضـان مـع السِّـتِّ مـن شـوَّال بنيَّـة واحـدة،* فمَـن أفطـرَ رمضـانَ لعُـذر فـلا يَصِـحُّ أن يجمـعَ بيـن صـومِ نافلـةِ السِّـتِّ وقضـاءِ الأيَّـام التـي عليه مـن رمضـان بنيَّـة واحـدة.

🛋️ *فواىٔد – ١١*

*يجـوز صيـامُ السِّـتِّ متتابعـة أو متفرِّقـة في شـهر شـوَّال،* حَسْـبَ مـا يتيسَّـر لـه، وإن أخَّرهـا فـلا بـأس، خصوصًـا لمـن ينـزلُ بـه ضيوفٌ أو يجتمـعُ بأقاربـه في العيـدِ وبعـدَه،
والأمـر في ذلـك واسـع.

🛋️ *فواىٔد – ١٢*

*يجـوز الجَمْـعُ في النيَّـة بيـن صيـام الأيـام البيـض والاثنيـن والخميـس، مـع صيـام السِّـتِّ مـن شـوَّال،* ويُرْجَـىٰ لـه حصـول الأجرَيـن جميعًـا.

وهـذا اختيـارُ شـيخنا عبـد العزيـز بـن بـاز رحمه الله وقـد قـال: «يُرْجَـىٰ لـه ذلـك؛ لأنَّـه يصـدُق عليـه أنَّـه صـامَ السِّـتِّ، كمـا يصـدُق عليـه أنَّـه صـامَ البيـض، وفضـل اللّٰه واسـع».

«ويصـدُق علـىٰ مَـن صـام السِّـتَّ أنَّـه صـام ثلاثـة أيَّـامٍ مـن الشـهر» [ابـن عثيمـين].

🛋️ *فواىٔد – ١٣*

*إذا وافـقَ صيـامُ السِّـتِّ مـن شـوَّال يـومَ السَّـبْت؛* فلـه صومُـه؛ لأنَّـه لـم يَصُـمْهُ لكونـه يـومَ السَّـبْت؛ ولكنَّـه صامَـه لأجـل أنَّـه مـن الأيـام السِّـتِّ.

🛋️ *فواىٔد – ١٤*

*مـن كان عليـه قضـاءُ رمضـانَ فاسـتوعبَ القضـاءُ جميـعَ شـوَّال،* كالمـرأة النّفَسـاء؛
فإنَّهـا تصـومُ الأيـام السِّـتِّ في ذي القَعْـدة، ويكـون لهـا أجـرُ مَـن صـامَها في شـوَّال، لأنَّ تأخيرهـا هنـا للضـرورة، كمـا قـال شـيخنا ابـنُ عثيميـن رحمه الله، وبـه أفتـىٰ شـيخُه الشـيخ ابـن سـعدي رحمه الله .
[الفتاوى السعدية (ص. ٢٣٠)، ومجموع فتاوى ابن عثيمين (١٩/٢٠).

••• ════ ༻🗓️༺ ════ •••

Alih Bahasa oleh :
✒️ @abinyasalma

Diedit oleh :
📝 TIM Editing AWWI

ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@alwasathiyah
__________________

👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG : https://bit.ly/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

📎 Sumber :
Booklet : 21 Faidah Seputar Puasa Syawal
🔗 bit.ly/21syawal

🔗 Silahkan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.

‌‌🇹‌🇷‌🇦‌🇳‌🇸‌🇰‌🇷‌🇮‌🇵

╔════════════╗
TANYA JAWAB #AUDIO🎙
╚════════════╝

🔗 https://bit.ly/alwasathiyah

CARA WUDHU DAN SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT

📝 PERTANYAAN :

Bismillah
Assalamu’alaykum

Ustadz, mohon berikan ilmu bagaimana panduan lengkap sesuai sunnah bersuci dan shalat dalam kondisi sakit parah di rumah sakit yang sulit wudhu dan melakukan gerakan shalat secara sempurna.

Jazaakumullaahu khoyron

➖ ➖➖➖➖➖➖

📚 JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

💌 Agama Islam adalah agama yang mudah, tidak memberatkan. Agama yang sesuai fithrah manusia dan dijalankan sesuai dengan kemampuan. Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.

💧 Allah mewajibkan shalat sesuai dengan tata cara yang telah diajarkan Nabi ﷺ.
Apabila tidak mampu untuk berdiri, maka mendapatkan rukshoh (keringanan) untuk shalat dengan cara duduk. Jika tidak mampu duduk, maka dengan cara berbaring. Jika anggota tubuhnya tidak bisa bergerak disebabkan karena sakit atau suatu hal lain, maka dia bisa shalat dengan cara berisyarat dengan matanya selama akal/nalarnya masih hadir dalam dirinya.

❓Lantas bagaimana dengan orang yang ingin berwudhu tapi tidak menemukan air ? Dia diberi keringanan dengan cara tayammum.

Beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan keringanan dalam berwudhu untuk orang yang sakit :

💧 Menderita luka di salah satu anggota bagian tubuh dan tidak boleh terkena air, maka dia tetap dianjurkan berwudhu seperti biasa tanpa harus mengenai anggota yang terluka/yang tidak boleh terkena air.

💧 Bagi penderita sakit yang masih bisa berwudhu tapi kesulitan untuk mencapai tempat berwudhu, dia bisa meminta bantuan orang sekitarnya untuk membawa dia ke tempat berwudhu.
Namun jika memang tidak ada orang yang membantu membawa dia ke tempat berwudhu, maka dia diperbolehkan untuk bertayammum lalu menunaikan shalat.

💧 Berusahalah semampunya.
Allah ta’âlâ berfirman,

{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ}

“Bertakwalah pada Allah semampu kalian.”
(QS. At Taghobun: 16).

Nabi ﷺ bersabda :

«فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ»

“Jika kalian diperintahkan pada sesuatu, maka lakukanlah semampu kalian.”
(HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337, dari Abu Hurairah).

🗃 Kesimpulan

💧 Jika tidak boleh terkena air maka diberi keringanan dengan tayammum.
💧 Jika tidak bisa shalat berdiri, maka dengan duduk.
💧 Jika tidak bisa shalat duduk, maka dengan berbaring.
💧 Apabila tidak bisa menghadap kiblat karena tubuh tidak bisa bergerak dan tidak ada yang membantu menggerakkan, maka lakukan sesuai dengan kemampuan.
Yang terpenting adalah berusaha menghadirkan hati ketika ibadah/shalat, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mencatatnya. Allah akan mengganjar hal ini dengan pahala.

والله تعالى أعلم بالصواب.

••• ═════ ••• ═════ •••
Dijawab oleh :
🎙 Ustadz Abu Salma
Muhammad حفظه الله تعالى

Ditranskrip oleh :
✒ Tim Transkrip Al-Wasathiyah
••• ═════ ••• ═════ •••

Media Berbagi Grup Ilmu dan Dakwah Al-Wasathiyah wal I'tidal

Al-Wasathiyah wal I'tidal

Tag Archives: taqwa

FAIDAH SYAWAL [ Bag. 10-14/21 ]

Q&A : CARA WUDHU DAN SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT

Media Berbagi Grup Ilmu dan Dakwah Al-Wasathiyah wal I'tidal