Tag Archives: faidahsyawal

FAIDAH SYAWAL

🇫‌🇦‌🇮‌🇩‌🇦‌🇭 ‌🇸‌🇾‌🇦‌🇼‌🇦‌🇱

🔗 https://t.me/alwasathiyah

( Bagian 18-21/21 )

🇲🇨
Terjemah Indonesia

Faidah ke-18

Di antara bid’ah yang tidak ada asalnya adalah, ada sebagian orang yang merayakan hari ke-8 bulan Syawwal setelah menyempurnakan puasa Syawwal enam hari, dan mereka sebut sebagai, “Iedul Abrar” (Hari rayanya orang-orang yang baik).

👤 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:“Adapun hari ke-8 bulan Syawal, maka bukanlah hari raya bagi orang-orang yang baik (abrar) bukan pula bagi orang-orang yang jahat (fujjar). Tidak boleh bagi seorangpun meyakini hari ini sebagai perayaan dan tidak boleh pula membuat-buat syiar perayaan di dalamnya.”

📗 [al-Ikhtiyarat al-‘Ilmiyyah]

Faidah ke-19

Di antara bid’ah di bulan Syawwal adalah, merasa pesimis (tasya’um) jika menikah di bulan ini.

Orang-orang Arab terdahulu, mereka merasa pesimis dengan pernikahan di bulan ini. Mereka berkeyakinan, bahwa wanita di bulan ini, berpantang untuk digauli suaminya sebagaimana unta betina yang telah dihamili menolak unta jantan dengan cara mengangkat ekornya.

Nabi ﷺ membatalkan anggapan sial mereka ini dengan menikahi ‘Aisyah radhiallahu‘anha di bulan Syawwal dan membina rumah tangga dengannya juga di bulan ini.
(HR. Muslim: 1423 )

Faidah ke-20

Dianjurkan untuk menikah, menikahkan dan “berkumpul” di bulan Syawwal, dalam rangka meneladani Nabi ﷺ dan menolak pesimisme (anggapan buruk) orang-orang jahiliyah apabila menikah di bulan ini. Terlebih lagi apabila anggapan ini sudah menyebar luas.

Ibunda kaum mukminin, ‘Aisyah radhiallahu‘anha senang mengawinkan budak-budak wanita beliau di bulan Syawal.
(HR. Muslim: 1423)

Faidah ke – 21

Di antara bentuk khurafat yang diyakini sebagian orang awam adalah, barangsiapa yang menikah di antara dua Ied (yaitu Iedul Fithri dan Iedul Adha), maka akan mati salah satu dari mereka atau akan bercerai.

Ini jelas merupakan khurafat yang tidak ada juntrungannya. Termasuk mengaku-ngaku memiliki ilmu ghaib padahal tidak ada satu pun yang tahu melainkan hanya Allah saja.

Hal ini juga merupakan cela atas keimanan seseorang terhadap qadha dan qadar Allah serta merupakan tathayyur (anggapan sial) yang terlarang.

Berkumpulnya Nabi ﷺ dengan ‘Aisyah di bulan Syawwal, merupakan bantahan dan penolakan nyata atas khurafat ini.

  • SELESAI –

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
🇸🇦
Arabic

🛋️ فواىٔد – ١٨

مـن البِـدَع التـي لا أصـلَ لهـا: احتفـالُ بعضِ النـاس باليـوم الثامـن شـوَّال، بعـد إتمـامِ صيـام السِّـتِّ، ويُسَـمُّونَه «عيـد الأبـرار»!

قـال شـيخُ الإسـلامِ ابـنُ تيميَّـة رحمه الله:
«وأمـا ثامـنُ شـوَّال فليـس عيـدًا لا للأبـرار ولا للفُجَّـار، ولا يجـوز لأحـدٍ أن يعتَقِـدَه عيـدًا ولا يُحْـدِثَ فيـه شـيئًا مـن شـعائر الأعيـاد».
الاختيـارات العلميَّـة.

🛋️ فواىٔد – ١٩

مـن البِدَع: التشـاؤم من الزواج في شـهر شـوَّال، وقـد كانـت العـرب تتشـاءَم بعقـد النِّـكاح فيـه، ويعتقـدون أنَّ المـرأة تمتنـعُ مِـن زوجها في هذا الشـهر، كمـا تمتنـع أُنثـىٰ الجمـل إذا لقِحَـت وشـالَت بذَنَبهـا، أي: رَفَعَتْـه!

فأبطـلَ النبـيُّ ﷺ تطيُّرَهـم، وتـزوَّج عائشـةَ رضي الله عنها في شـوَّال، وبنىٰ بہا في شوَّال. (رواه مسلم ١٤٢٣)

🛋️ فواىٔد – ٢٠

يُسْـتَحَبُّ التـزوُّج والتزويـج والدُّخول في شـوَّال؛ اقتـداءً بالنبـيِّ ﷺ، وردًّا لتشـاؤم أهـلِ الجاهليَّـة بالـزواج فيـه، وخصوصًـا إذا كان ذلك فاشـيًا ومنتشـرًا، وكَانَتْ أمُّ المؤمنينَ عَائِشَـةُ رضي الله عنها تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِـلَ نِسَـاءَهَا فِي شَـوَّالٍ (رواه مسلم ١٤٢٣).

🛋️ فواىٔد – ٢١

مـن الخُرافـات: اعتقـادُ بعض العـوام أنَّ مَـن تزوَّجَ بيـن العيدَين (عيـد الفِطْر و عيد الأضحـىٰ) فسـيموت أحـدُ الزوجَيـن، أو يتفارقان!

وهـذه خُرافـة لا أصـل لهـا، ومـن ادِّعاء علم الغيـب الذي لا يعلمـه إلا اللّٰه، وقَدْحٌ في الإيمـان بالقَضَـاءِ والقَـدَرِ، وتـطيُّرٌ مـنهيٌّ عـنه.

وفي دخـولِ النبـيِّ ﷺ بعائشـة في شـوَّال ردٌّ وإبطـالٌ لهـذه الخُرافـة.

Ditulis oleh :
✒️ @abinyasalma

ℳـ₰✍
​✿❁࿐❁✿​
@alwasathiyah


👥 Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG :  https://t.me/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG: instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

📎 Sumber : 
Booklet : 21 Faidah Seputar Puasa Syawal

🔗 Silahkan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.

FAIDAH SYAWAL

🇫‌🇦‌🇮‌🇩‌🇦‌🇭 ‌🇸‌🇾‌🇦‌🇼‌🇦‌🇱

🔗 https://t.me/alwasathiyah

(Bagian 15-17/21)

🇲🇨
Terjemah Indonesia

Faidah ke – 15

Barangsiapa yang mempunyai hutang puasa Ramadhan namun ia belum mengqadha’-nya di bulan Syawwal tanpa udzur, maka tidak disyariatkan baginya untuk berpuasa enam hari Syawwal di bulan Dzulqa’dah.

Dia juga tidak memperoleh ganjaran pahalanya. Karena puasa Syawwal ini adalah sunnah, yang akan terlewat waktunya jika ditinggalkan tanpa udzur.

Faidah ke – 16

Di antara keyakinan tidak benar adalah, keyakinan sebagian orang awam yang meyakini bahwa barangsiapa yang berpuasa enam hari di bulan Syawwal di suatu tahun, maka dia harus berpuasa Syawwal setiap tahun (berikutnya).

Padahal puasa Syawwal ini hukumnya sunnah. Siapa yang mau puasa, silakan ia berpuasa dan ia akan diganjar dengan pahala.

Tidak wajib bagi orang yang berpuasa Syawwal baik sekali atau lebih dari sekali, harus melanjutkan puasa Syawwalnya (di setiap tahun). Karena orang yang meninggalkannya tidaklah berdosa.

Faidah ke – 17

Sebagian orang ada yang berkeyakinan bahwa siapa yang memulai puasa Syawwal, maka dia diharuskan untuk menyempurnakannya hingga selesai (yaitu selama enam hari). Tidak ada alasan baginya untuk memutusnya.

Hal ini tentu saja tidak benar! Karena di dalam hadits yang shahih disebutkan:
“Orang yang berpuasa sunnah menjadi penentu atas dirinya sendiri. Jika ia ingin berpuasa maka ia boleh berpuasa dan jika ia ingin berbuka maka ia boleh berbuka.”
(HR. Ahmad: No: 26893 dan Tirmidzi No: 732. Dishahihkan oleh Al-Albani)

Orang yang berpuasa sunnah, ia boleh membatalkan puasanya baik ada udzur maupun tidak ada udzur. Tidak wajib baginya mengqadha’-nya menurut pendapat yang shahih.

Akan tetapi ia tidak akan memperoleh ganjaran pahala sebagaimana yang tersebut di dalam hadits, kecuali jika ia menyempurnakannya sebanyak enam hari.

  • Bersambung, In syaa Allah –

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
🇸🇦
Arabic

🛋️ فوائد – ١٥

مَـن كان عليـه أيَّـامُ قضـاء، فلـم يصُمْهـا في شـوَّال بـلا عُـذْرٍ، فـلا يُشْـرَع لـه صيامُ السِّـتِّ في ذي القَعْـدة، ولا يحصُـل لـه هـذا الأجـر؛
لأنَّهـا سـنَّةٌ فـوَّتَ وقتَهـا بـلا عُـذْرٍ.

🛋️ فوائد – ١٦

مـن الاعتقـادات غيـر الصحيحـة : اعتقـادُ بعـضِ العـوام أنَّ مَـن صـام السِّـتَّ من شـوَّال في سَـنَة؛ فـلا بُـدَّ أن يلتـزِمَ صومَهـا كلَّ سـنة!

بـل هـي سُـنَّة، مَـن شـاء صامَهـا وأُثيـبَ عليهـا، ولا يجـب علـىٰ مَـن صامَهـا مـرَّة أو أكثـر أن يسـتمرَّ علـىٰ صيامهـا، ولا يأثـمُ مَـن تـركَ صيامَهـا.

🛋️ فوائد – ١٧

يعتقـد بعـضُ النـاس أنَّ مَـن بـدأ في صيـام السِّـتِّ فهـو ملـزَمٌ بإكمالهـا حتـىٰ تنتهـي، ولا عُـذرَ لـه في قطعهـا!

وهـذا غيـرُ صحيـح؛ ففـي الحديـث:
«الصَّائِـمُ المُتَطَـوِّعُ أَمِيـرُ نَفْسِـهِ، إِنْ شَـاءَ صَـامَ، وَإِنْ شَـاءَ أَفْطَـرَ».

فللصائـم أن يقطـعَ صيـامَ التطـوُّع بعُـذر أو بغيـر عُـذر، ولا يجـب عليـه قضـاؤه –علـىٰ الصحيـح– ، لكـن لا يحصُـل لـه الأجـر الـوارد في الحديـث إلا بإتمامهـا سـتًّا.

Ditulis oleh :
✒️ @abinyasalma

ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿​
@alwasathiyah


👥 Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG : https://t.me/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

📎Sumber :
Booklet : 21 Faidah Seputar Puasa Syawal

🔗 Silahkan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.