Tag Archives: catatankajian

Faidah Dauroh Ke-19 di Batu ( Bag.2/2 ) : KAIDAH PENTING DALAM MEMAHAMI NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH

┏━🌷✨━━━━━﷽━‌━━━━┓
KAIDAH PENTING
DALAM MEMAHAMI
NAMA-NAMA DAN
SIFAT-SIFAT ALLAH
FAIDAH DAUROH KE-19
DI BATU
(BAGIAN 2/2)
┗━━━━━━━━━━━━━━✨🌷┛

KAIDAH PENTING TENTANG ASMĀWA SHIFĀT :

1⃣. Bersifat baku (tauqīfī) , artinya hanya bisa ditetapkan dengan wahyu al-Qur’ān dan sunnah. Apalagi Allāh itu tidak tampak mata (ghaib) , yang tidak bisa diketahui melainkan harus dengan wahyu.

Menjangkau sesuatu yang gaib, hanya dapat dilakukan dengan tiga cara :
1) Dengan cara melihatnya (ru’yah) atau memandangnya (nazhor).
2) Dengan cara melihat sesuatu yang serupa dengan hal gaib tersebut (ru’yatul matsili lahu).
Kedua cara tersebut mustahil bisa dilakukan di dunia.
3) Dengan cara menerima informasi (khobar) dari orang yg kredibel (tsiqoh).
Hanya cara ketiga yang bisa digunakan.

Karena itulah khobar dari Rasulullāh ﷺ adalah yang paling benar untuk menetapkan sifat Allāh.

Nabi ﷺ bersabda,
« أَنَا أَعْلَمُكُـمْ بِـاللَّهِ »
Saya adalah orang yg paling mengetahui tentang Allāh daripada kalian.”

Imam Ahmad rahimahullāhu berkata :
« لا يوصف الله إلا بما وصف به نفسه،
أو وصفه به رسوله ﷺ ،
لا يتجاوز القرآن والحديث »
“Allāh tidaklah disifati
melainkan dengan sifat
yang Ia sifatkan sendiri untuk diri-Nya, atau yang disifatkan oleh Rasul-Nya ﷺ , tidak boleh melampaui al-Qur’ān dan as-Sunnah.”

2⃣. Tidak membedakan dalil sebagaimana ahli bid’ah yang memilah-milah dalil :
➖ Tidak ada bedanya berdalil dengan al-Qur’ān dan as-Sunnah (yang shahih).

Nabi ﷺ bersabda,
« أَلَا إِنِّـي أُوتِيـتُ القُـرْآنَ وَمِثْلَـهُ مَعَـهُ »
Ketahuilah bahwa aku dikaruniai al-Qur’ān dan yang semisal dengannya (yaitu as-Sunnah).”

➖ Tidak ada bedanya berdalil dengan hadits mutawatir atau hadits ahad (yang shahih), karena yang menjadi patokan adalah valid (tsubūt) atau tidak, bukan mutawatir atau tidak.

Allāh ta’ālā berfirman,
(..وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ..)

Apa yang disampaikan oleh Rasul kepadamu maka ambillah…”

Allāh memerintahkan untuk mengambil semua (hadits) yang berasal dari Nabī, selama itu valid tanpa membedakan ahad atau mutawātir.

3⃣. Sifat-sifat Allāh semuanya SEMPURNA. Ini adalah kaidah besar dan penting yang diyakini ahli sunnah. Sempurna artinya terbebas dari kekurangan, aib, dan cela.
Orang yang memahami hal ini, yaitu kesempurnaan sifat Allāh yang paling sempurna, maka akan menjadi jelas baginya perbedaan antara ahli sunnah dengan ahli bid’ah, dimana ahli sunnah menetapkan sifat Allāh dengan sifat yang paling sempurna, sedangkan semua bentuk cela, aib, dan kekurangan pasti dinafikan dan ditolak.

4⃣. Wajib mengimani sifat-sifat Allāh dengan menjauhi :
ta’thīl = meniadakan sifat. Biasanya dikarenakan menolak hadits ahad yang dianggap tidak pasti validitas riwayatnya (zhanni tsubūt).
Para penafi sifat ini jika berhadapan dengan hadits mutawatir yang dianggap tidak pasti penunjukannya (zhanni dilālah) maka mereka menggunakan 2 cara :
ta’wīl, atau memalingkan maknanya, semisal sifat “istiwā” Allāh yang mutawatir maknawi haditsnya, dipalingkan jadi “istawlā” (menguasai).
tafwīdh , atau menyerahkan maknanya, semisal menyatakan “ Istiwā Allāh itu hanya Allāh yang tahu maknanya.”
[Ahlus Sunnah hanya melakukan tafwīdh kaifiyat (menyerahkan cara) bukan makna].

tahrīf = menyelewengkan dan merubah makna sifat. Ini adalah karakter Yahudi yang gemar mengubah-ubah.

takyīf = membayangkan kaifiyat dan bentuk sifat Allāh.

tamtsīl = mempersonafikasi sifat-sifat Allāh dg makhluk.

Menurut para ulama, takyīf itu lebih umum daripada tamtsīl , karena setiap orang yang berbuat tamtsīl pasti melakukan takyīf. Tidak sebaliknya.

5⃣. Menetapkan sifat adalah menetapkan wujud (eksistensi/keberadaan), bukan kaifiyat (bentuk/cara).

Artinya menetapkan sifat Allāh itu menetapkan keberadaan Dzat-Nya meskipun tidak diketahui bagaimana hakikatnya, sebab akal tidak mampu menjangkaunya.

Ahli sunnah meyakini Allāh memiliki kaifiyat tapi tidak diketahui (majhul) , dan tidak bisa dijangkau akal (ghayru ma’qūl) , karena itu tidak boleh membayangkan atau menggambarkan kaifiyat Allāh.

Manusia, untuk memahami nyamuk termasuk ruh yang ada di dalam tubuhnya saja tidak mampu, lantas bagaimana bisa memahami kaifiyat Allāh.

Diriwayatkan oleh al-Lālikā’i bahwa ada seorang kerabat kerajaan membicarakan tentang Dzat Allāh. Lalu ada yang menasehatinya,
علـى رِسْلـك لنتكلـم عـن خلـق الله أولا!
نحـن لـو أدركـنا الخلـق عاجـزون
فـإدراك الخالـق أعجـز
“Tenanglah, mari kita bicara dulu tentang ciptaan Allāh! Apabila kita berusaha memahami makhluk saja sudah tidak mampu, maka memahami Sang Pencipta tentunya lebih tak mampu lagi.”

6⃣. Sifat Allāh itu ada dua segi, yaitu yang diketahui (ma’lūm) dan yang tidak diketahui (majhūl).

Yang diketahui (ma’lūm) adalah makna linguistik (bahasa) yang bisa dipahami akal sehat, sebagaimana Allāh telah menurunkan al-Qur’ān ini dalam bahasa Arab yang jelas dan terang.

Yang tidak diketahui (majhūl) adalah kaifiatnya.

7⃣. Wajib memperlakukan nash-nash sifat sesuai dengan zhahir-nya, tanpa memalingkannya. Karena firman Allāh itu diturunkan dalam bahasa yang bisa dipahami secara zhahir-nya sebagaimana yang dimaksudkan Allāh.

8⃣. Wajib berpegang dengan lafaz-lafaz yang syar’ī (berasal dari al-Qur’ān dan as-Sunnah) bukan lafaz-lafaz yang bid’ah (diada-adakan atau dibuat-buat).

9⃣. Secara asal, sifat-sifat Allāh itu ditetapkan dengan ITSBAT (penetapan) bukan dengan NAFYU (peniadaan). Berbeda dengan ahli bid’ah yang mendahulukan NAFYU dan menghindarkan ITSBAT.
Ahlus sunnah ketika menafikan maka bertujuan untuk menyempurnakan dan menguatkan itsbat.

🔟. Sifat-sifat Allāh itu terbagi menjadi beberapa bagian dengan ungkapan yang berlainan, seperti sifat dzātiyyah , fi’liyyah , dll.
Ini ditetapkan dengan penelitian dalil (istiqrō‘) .

••• ═══ ༻✧༺ ═══ •••
Ringkasan Materi Dauroh yang disampaikan oleh Syaikh Shālih bin ’Abdil ’Azīz Sindī hafizhahullāh pada hari Selasa, 19 Syawwal 1439 H / 3 Juli 2018 M pada pukul 10:00 s.d. 11:30 WIB di KAW, Batu, Malang.

ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@abinyasalma
Dengan mengambil faidah dari ringkasan transkrip Ustadz Ahmad Handika hafizhahullāh wa ra’āhu .

🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.
__________________________

👥 Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ Telegram: https://bit.ly/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 Facebook : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

MENGHIDUPKAN 10 HARI TERAKHIR RAMADHAN [Ringkasan Materi Kajian]

Ringkasan Kajian :

MENGHIDUPKAN 10 HARI TERAKHIR RAMADHAN

Pemateri : Ustadz Abu Salma Muhammad حفظه الله تعالى

Masjid Misbahul Huda
Gading Serpong
[ Sabtu, 02 Juni 2018 ]

بِسْم الله

Bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial, yang Allah istimewakan dibandingkan bulan-bulan yang lainnya.

Pada bulan yang istimewa ini :
▪Allah membuka pintu magfiroh
▪Adalah bulan yang penuh dengan rahmat Allah
▪Bulan yang penuh dengan ampunan ( pintu2 surga dibuka, pintu2 neraka ditutup, syaitan2 dibelenggu )
▪Bulan dimana Allah membebaskan hamba2Nya dari neraka
▪Bulan untuk melakukan kebaikan2 / amal soleh
▪Terdapat satu malam yang penuh kemuliaan ( Lailatul Qadr )
▪Didalam nya banyak waktu terkabulnya doa

Sebagai manusia , Allah sudah menciptakan kita di atas fitrah , Allah menciptakan kita dalam bentuk yang paling baik, dan kita dilahirkan dalam fitrah Islam .

Tetapi Allah juga memberikan manusia sifat fujur dan sifat taqwa, artinya Allah anugrahkan kepada kita syahwat , hasad , cinta dengan hal-hal yang menyenangkan di dunia ini.

Manusia diberikan oleh Allah 2 ( dua ) hal , yaitu :

1. Akal
Sehingga dari akal ini menjadi dasar kita bisa mendapatkan taklif ( beban syariat ) dari Allah
2. Syahwat
Ini mengajak kepada hal- hal yang menyenangkan / menghibur .

Dari hal-hal di atas, dipastikan bahwa manusia memiliki kesalahan dan dosa . Tidak ada manusia yang terbebas dari melakukan dosa. Para nabi dan rosul
pun yang Allah jadikan maksum , merekapun tidak terlepas dari kesalahan .

Ini semua mengandung hikmah, yaitu : Allah tidak ingin manusia memiliki kesempurnaaan.

Dan meskipun manusia selalu melakukan kesalahan berulang2 tetapi atas kasih sayang dan rahmat Allah , maka Dia selalu menerima Taubat hamba Nya. Dan Allah mencintai hamba2Nya yang senantiasa bertaubat , karena Allah memiliki sifat dan nama Al-Ghofur ( Maha Pengampun) .

Rasulullah ﷺ bersabda :

لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللََّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka. [HR. Muslim]

Hal ini mengandung arti :
▪manusia selalu butuh akan rahmat Allah
▪manusia adalah mahluk yang fakir / miskin
▪ manusia senantiasa membutuhkan magfiroh dari Allah
▪jika manusia tidak punya kesalahan, maka ia akan ujub terhadap dirinya sendiri.

Ketentuan Allah terhadap hambaNya ada 2 ( dua ) macam :

▪1. Ketentuan Kauniyah
Misalnya:
– ada muslim ada kafir
– ada sholeh ada tidak sholeh
– ada ta’at ada maksiat

▪2. Ketentuan Syar’iyah
Misalnya :
– Allâh menghendaki agar manusia menjadi muslim
– Allâh menghendaki agar manusia menjadi sholeh
– Allâh menghendaki agar manusia menjadi ta’at

Oleh karena itu Allah menganugerahkan Irodah / kehendak kepada manusia.

Irodah manusia = muqoyyad ( terbatas )
Irodah Allah = mutlak ( tak terbatas )

Kehendak manusia di bawah kehendak Allah , jadi kita tidak boleh mengatakan kita berdosa karena takdir Allah

Manusia senantiasa membutuhkan dan memohon ampunan dari Allah .

Faktor-Faktor agar kita mendapat ampunan Allah :

1. TAUHID (Meluruskan aqidah )
Ini merupakan syarat diterimanya ibadah
[ Qs. An Nisa 48 ]

2. Meminta/memohon/berdoa kepada Allah ( dengan roja / berharap)

3. Memperbanyak istighfar kepada Allah .
Fungsi istighfar :
– pelindung kemurkaan dan adzab Allah
– penjaga dari syaitan
– menghindari bencana
– menghindari kefakiran

4. Bersedekah
5. Berpuasa
6. Amalan2 sholeh

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an ( Kallamullah / Firman Allah ) .

Kalamullah bukanlah mahluk, sehingga firman2 Allah adalah pasti sempurna .

Dalam 1 bulan Ramadhan ada 1 hari yang paling mulia , yaitu Lailatul Qadr dan beribadah pada malam itu lebih baik daripada beribadah seribu bulan ( setara dengan 83 tahun ) 👉terletak di 10 hari akhir Ramadhan .

Hendaklah sebagai manusia yang beriman saling berlomba untuk mendapatkan keutamaan di malam tersebut.

Dalam satu haditsnya, Rosululullah ﷺ :
Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Engkau telah mengucapkan amîn”. Beliau menjawab: “Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata: “ Celakalah orang yang menjumpai Ramadhan lalu tidak diampuni” Maka aku menjawab: “Amîn
[ Dishahihkan Al Albani Shahih At Targhib wat Tarhib ]

Jika kita merasa belum sempurna melakukan ibadah di awal dan tengah Ramadhan , maka lakukan dengan maksimal di akhir/penutup Ramadhan.

Rosullullah ﷺ bersabda ,

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya .” (HR. Bukhari )

Jika seseorang ingin mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat , maka harus berpegang kepada 4 hal ini , yaitu :

1. Menuntut Ilmu ( Qur’an & Sunnah )
2. Beramal ( dari ilmu tsb )
3. Berdakwah ( dari ilmu tersebut )
4. Sabar ( atas cobaan ketika melakukan hal2 di atas )

MATERI SELESAI

Dilanjutkan dengan SESI TANYA JAWAB

1⃣. Tanya :

Ustadz , amalan apa saja yang dapat dilakukan oleh wanita haid di 10 hari akhir Ramadhan ?

Jawab
Wanita yang sedang haid tetap bisa menghidupkan 10 malam terakhir.
Meskipun wanita haid tidak boleh melakukan sholat , tetapi tidak terhalangi utk melakukan amalan sholeh yang lain, yaitu :
1.. Tilawah Qur’an
dengan catatan :
– tidak memegang mushaf secara langsung (menurut pendapat yang lebih selamat)
– bisa gunakan _tafsir_ / Qur’an terjemah
– bisa mendengar/menyimak/muroja’ah/mengajarkan (Qur’an )
2. Sedekah
3. Amar ma’ruf nahi munkar
4. Melakukan amalan yg mendukung amalan sholeh , contoh : menyiapkan berbuka puasa& sahur

Khusus amalan utk menghidupkan 10 malam terakhir bisa berupa :
– berdoa
– dzikir
– baca Qur’an

2⃣ Tanya

Kapan persisnya malam Lailatul Qadr jatuh di 10 malam terakhir itu ?

Jawab

Lailatul Qadr ada di malam ganjil pada 10 hari terakhir, tetapi para Ulama berbeda pendapat utk penentuan malam2 ganjil dan genap tersebut.
Sebagian ulama menghitung dari awal, dan sebagian lagi menghitung dari akhir.

👉dan ini ada Hikmah, yaitu :
– Allah tidak menentukan secara pasti kapan malam Lailatul Qadr
– Kita dianjurkan utk menghidupkan semua malam ( 10 malam terakhir ) , dengan berbagai macam ibadah.

SESI TANYA JAWAB SELESAI

🖋Materi Kajian ini diringkas oleh : Ika Ummu Farah

Telah disetujui oleh
@abinyasalma
______________________

✉Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal I’tidål
♻Telegram: https://bit.ly/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
💠Facebook : http://fb.me/wasathiyah
🔰Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : http://instagram.com/alwasathiyah
🌀Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/