MENYINGKAP DOGMA TRINITAS
(Bagian 3/5)
Mustahil Tuhan Menghendaki Diri-Nya Kehilangan Kemahasempurnaan-Nya
Apabila Tuhan berkehendak diri-Nya menjadi seekor lalat, dan Dia adalah maha berkehendak dan tidak layak manusia mempertanyakan-Nya, tentulah dengan argumentasi di atas, kaum kristiani secara konsekuensi menjawab iya. Lalu si Tuhan lalat terbang dan hinggap di meja makan. Kemudian manusia memukulnya hingga mati, dan matilah sang lalat Tuhan.
Padahal Tuhan maha hidup lagi kekal, tidak bisa mati. Kemudian Tuhan pun menjadi lalat dan mati dipukul makhluk-Nya, dibunuh oleh ciptaan-Nya sendiri.
Aduhai, Tuhan apakah ini !?
Apabila Tuhan berkehendak menjadi apa saja,
Mungkinkah Tuhan menjelma menjadi seorang pelacur yang hina?
Seorang perampok yang biadab?
Seorang penjahat yang sadis. Mungkinkah?
Tentu saja dengan logika kaum Kristiani di atas, apabila Tuhan berkehendak, niscaya Tuhan mampu dan kita sebagai manusia tidak berhak mempertanyakan otoritas Tuhan. Maka Tuhan pun menjadi sosok yang buruk, hina lagi keji.
Aduhai, Tuhan siapakah yang seperti ini !?
Oleh karena itulah, kita wajib meyakini bahwa Tuhan itu Maha Sempurna. Ia berkehendak melakukan apa saja, dan mustahil bagi-Nya melakukan hal yang menyelisihi sifat Divinitas (ketuhanan)-Nya.
Sehingga kita katakan bahwa Tuhan itu Maha Pencipta lagi Maha Berkuasa. Ia mampu menciptakan apa saja menurut kehendak-Nya, namun mustahil Tuhan menghendaki diri-Nya kehilangan kemahasempurnaan-Nya.
- Bersambung in syâ Allâh –
ℳـ₰✍
Ditulis oleh :
Abu Salma Muhammad
Desember 2007
🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.
👥 Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ Telegram: https://t.me/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
🇫 Facebook : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad