KAIDAH PENGASUHAN YANG SERING DILUPAKAN [ 7/8 ]

🇸‌🇪‌🇷‌🇮‌🇦‌🇱 ‌
🇵‌🇦‌🇷‌🇪‌🇳‌🇹‌🇮‌🇳‌🇬‌

KAIDAH PENGASUHAN YANG SERING DILUPAKAN
[ 7/8 ]

Di antara kaidah pendidikan yang sering dilupakan oleh para orang tua adalah:

أنَّنا مأجورٌ على البلاغ لا على النتيجةِ وإنما علينا البلاغ والإرشاد والنصح والتوجيه وأما هداية التوفيق والقبول بيد الله

Kita diberi pahala atas upaya kita di dalam menyampaikan, bukan atas HASIL upaya kita, karena sesungguhnya kewajiban kita hanyalah menyampaikan, membimbing, memberi nasihat dan arahan. Adapun hidayah Taufiq dan penerimaan ada di tangan Allah.

Ayah dan Bunda yang dimuliakan Allah…

Hidayah taufiq itu tidak berada di tangan anda, namun berada di tangan Dzat yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki dengan keutamaan dan rahmat-Nya, dan Dia juga menyesatkan siapa saja dengan keadilan dan hikmah-Nya.

Karena hidayah itu ada 2 macam:
1️⃣ Hidayah at-Taufiq wal Ilham wal Qobul, ini hanya dimiliki Allah. ( Lihatlah QS. al-Qashash : 56) dimana Nabi tidak mampu memberikan hidayah kepada paman beliau yang beliau kasihi, Abu Thalib:

( إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ )

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. ( QS. al-Qashash : 56 )

2️⃣ Hidayah al-Bayan wal Irsyad wat Taujih, ini dimiliki oleh kita sebagai manusia. Dalilnya dalam QS. asy-Syura : 52-53.

( وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ صِرَاطِ اللَّهِ )

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memberi hidayah (berupa penjelasan dan nasehat) kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan Allah”.

Wahai ayah bunda, kita bisa belajar dari Nabi Nuh dan Luth alaihimassalam, yang tidak bisa memberikan hidayah kepada isterinya dan puteranya, meski mereka tumbuh di rumah manusia paling shalih dan paling sabar.

Demikian pula Nabi Ibrahim alaihissalam yang ayahnya Azar, adalah seorang tokoh kemusyrikan terbesar di zaman itu, namun Allah berikan hidayah kepada beliau, bahkan dipilih sebagai bapaknya para Nabi.

‼️ Karena itu, kewajiban kita hanyalah ikhtiar dan berusaha mengambil sebab, adapun selebihnya kita serahkan kepada Allah. Sebab bukanlah hasil usaha kita yang dilihat, namun sejauh mana upaya kita di dalam mendidik dan kesesuaiannya dengan kebenaran itulah yang menjadi parameter. Dan kebenaran itu adalah yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

( إِنَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ یَهۡدِی لِلَّتِی هِيَ أَقۡوَمُ )

“Sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar menunjukkan kepada yang paling lurus.” ( QS. al-Israa’ : 9 )

  • Bersambung, Insya Allah

ℳـ₰✍
​✿❁࿐❁✿​
@abinyasalma


👥 Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG :  https://t.me/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

📎 Sumber : PDF 8 Kaidah Penting Mendidik Anak
http://bit.ly/ebookparenting8

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.