🇹🇷🇦🇳🇸🇰🇷🇮🇵
┏━━━━━━━━━━━━━┓
Question Answer 🎙
┗━━━━━━━━━━━━━┛
NASIHAT BAGI ORANG YANG MERASA DIRUNDUNG KEMISKINAN 🥀🍂
📝 PERTANYAAN :
Bismillah.
Barokallohu fiik yaa ustadz.
Apa yang harus dilakukan dan nasehat apa yang harus diberikan kepada orang yang putus asa dengan kehidupanya yang miskin dan merasa tidak mungkin kehidupannya berubah,,
Bagaimana cara memberikan semangat atau nasehat kepada orang yang demikian?
Jazaakallahu khoyr.
➖➖➖➖➖➖
📖 JAWABAN :
Wa’alaykumussalâm warahmatullâhi wabarakâtuh.
Hal yang paling utama dan penting bagi saudara kita yg seperti ini adalah diingatkan bahwasanya, dunia tempat kita hidup saat ini akan kita tinggalkan, tempat yang fana dan hanya sebagai persinggahan dari sebuah perjalanan.
Apa yang dimiliki di dunia hanyalah titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dunia yang kita berada didalamnya adalah Darul Imtihân (negeri ujian). Kita senantiasa diuji di dalamnya.
Ketika Allah menciptakan manusia, kita tidak dibiarkan begitu saja tanpa diuji.
Allah berfirman :
(أَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ)
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?”
(QS. Al-Ankabut [29]: 2)
Selanjutnya…
(وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ)
“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS. Al Ankabut [29]: 3)
Ujian itu untuk mengetahui tingkat keimanan seseorang. Apakah sungguh beriman atau hanya dusta belaka.
Sungguh, ada sesuatu dalam keimanan kita, apabila kita tidak kuat terhadap ujian Allah. Padahal Allah berfirman :
(لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 286)
Jangan lantaran merasa lemah lalu kita termakan bisikan syaithon yang mengajak kepada keputusasaan dari rahmat Allah.
Bisa jadi karena merasa sudah banyak berdoa namun tak kunjung dikabulkan, maka seseorang mudah merasa down.
Ketahuilah, bahwa ada hal-hal yang menyebabkan doa kita belum dikabulkan.
Kemungkinan karena kita masih berkubang dalam maksiat, niat berdoa yang tidak lurus atau bisa jadi yang kita minta adalah hal yang tidak bermanfaat buat kita. Allah berfirman :
(وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ)
“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 216)
◾Bisa jadi Allah kabulkan, tetapi kita malah menjadi orang yang lalai, lupa berdoa, padahal Allah mencintai orang yang banyak meminta, orang yang merasa faqir dan sangat membutuhkan Allah subhanahu wa ta’ala.
◾ Bisa jadi doa yang terkabul tersebut malah menjadi fitnah yang besar bagi orang yang memintanya, berpaling kepada dunia, bahkan hingga berpaling dari-Nya. Ini lebih buruk.
◾ Bisa jadi Allah telah siapkan balasan yang jauh lebih baik di akhirat, daripada keadaan dunia.
Rasulullah ﷺ bersabda,
«فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ»
“Demi Allah, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.”
(Shahih: HR. Muslim, no. 2957)
Ketahuilah, dunia ini hanya sementara saja.
Jika ada yg bersedih karena merasa miskin, maka ketahuilah Rasulullah ﷺ adalah Bapaknya para fuqoro wal masākīn wal ittaq & para sahabat pun berasal dari kalangan orang-orang lemah/dhuafa.
Hanya Allah Maha Pemberi Pertolongan. Karena jika Allah memberi pertolongan, maka tidak ada satupun makhluk yang mampu menghalangi.
Allah berfirman :
(مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَاۚ وَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ)
“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
(QS. Fathir [35]: 2).
Merasa sedih adalah manusiawi, namun hendaknya seseorang tidak berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.
Keputusasaan adalah tujuan utama syaithan, agar manusia meninggalkan amal ketaatan. Manusia seperti ini akan mudah tergelincir kepada neraka Jahannam.
Maka belajarlah memupuk iman dengan thalabul ilmi, sehingga tidak mudah terkena syubhat dan was-was syaithan. Tetaplah semangat untuk beramal shalih.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
••• ═════ ••• ═════ •••
Dijawab oleh :
🎙 Ustadz Abu Salma
Muhammad حفظه الله تعالى
Ditranskrip oleh :
✒ Tim Transkrip AWWI
••• ═════ ••• ═════ •••
👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG : https://bit.ly/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad