10 PRINSIP MENGGAPAI ISTIQOMAH

••• ════ ༻💎༺ ════ •••

“`PRINSIP KETUJUH“`

WAJIB BAGI SEORANG HAMBA, SEBESAR APAPUN ISTIQOMAH-NYA
AGAR TIDAK BERSANDAR KEPADA AMALANNYA

Wajib bagi seorang hamba untuk tidak bersandar kepada amalannya , meski sebaik dan selurus apapun istiqomah-nya.

Ia tidak boleh tertipu dengan ibadahnya, tertipu dengan banyaknya dzikirnya kepada Allah, atau amalan-amalan ketaatan lainnya.

Berkenaan dengan makna di atas, Ibnul Qayyim rahimahullāh berkata,

“Yang dituntut dari seorang hamba dalam istiqomah-nya adalah hendaknya ia berlaku lurus (sadād) .

Apabila ia tidak mampu mengerjakannya, maka hendaknya ia mendekati (muqōrobah) ;
jika lebih rendah lagi dari muqōrobah maka ia telah jatuh kepada tafrīth (sikap meremehkan) dan idhō’ah (menyia-nyiakan),
sebagaimana disebutkan di dalam Shahīhain, dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anhā, dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda,

« سَـدِّدُوا وَقَارِبُـوا وَأَبْشِـرُوا فَإِنَّـهُ لَا يُدْخِـلُ أَحَـدًا الْجَنَّـةَ عَمَلُـهُ »
Berlaku luruslah, mendekatlah, dan berikan berita gembira. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang masuk ke dalam surga karena semata-mata amalannya.”

Para sahabat bertanya,

وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Tidak pulakah anda wahai Rasulullah?”

Rasulullāh ﷺ menjawab,

« وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ »
“Begitu pula denganku, kecuali apabila Allāh meliputiku dengan ampunan dan kasih sayang-Nya.”
(HR. Bukhari 2427 & Muslim 2818)

Maka terkumpullah di dalam hadits ini seluruh tingkatan agama. Nabi memerintahkan untuk istiqomah, yaitu berlaku lurus dan benar di dalam niat, ucapan, dan perbuatan.

Nabi ﷺ mengabarkan di dalam hadits Tsaubān, yaitu,

Istiqomah-lah dan janganlah memperhitungkan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik amalan kalian adalah sholat.”

Bahwa mereka ini sejatinya tidaklah sanggup (melakukan istiqomah), karena itulah mereka berpindah ke muqōrobah yaitu mendekati istiqomah sebatas kemampuannya.

Layaknya orang yang melempar ke suatu target yang apabila tidak bisa mengenainya maka setidaknya mendekati (target).

Meski demikian Nabi ﷺ tetap mengabarkan kepada mereka bahwa istiqomah dan muqōrobah itu sejatinya tidak dapat menyelamatkannya di hari kiamat.

Karena itu janganlah ada seseorang yang bersandar kepada amalannya semata dan merasa bangga dengannya.

Jangan pula ia memandang bahwa keberhasilannya adalah lantaran amalannya ini saja.

Namun keberhasilannya adalah lantaran rahmat dari Allāh, maaf dan karunia-Nya .”
(Madārijus Sālikin 2/105)

[ Bersambung, insyaAllah… ]

••• ════ ༻💎༺ ════ •••

🔍 Dicuplik dari e-book :
10 PRINSIP MERAIH ISTIQOMAH
karya Prof. DR. Abdurrazzaq al-Badr.

Dialihbahasakan oleh:
ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@abinyasalma

🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.
______________________________

👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I’tidāl
✉ TG : https://bit.ly/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
‌🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.