ANJURAN UNTUK MEMENTINGKAN KESELAMATAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN ( Hadits Arbain An Nawawi ke-32)

โ€Œ๐Ÿ‡นโ€Œ๐Ÿ‡ทโ€Œ๐Ÿ‡ฆโ€Œ๐Ÿ‡ณโ€Œ๐Ÿ‡ธโ€Œ๐Ÿ‡ฐโ€Œ๐Ÿ‡ทโ€Œ๐Ÿ‡ฎโ€Œ๐Ÿ‡ต

“`KAJIAN ONLINE“`
ARBAโ€™IN AN-NAWAWI

โ€ขโ€ขโ€ข โ•โ•โ•โ• เผป๐Ÿ“šเผบ โ•โ•โ•โ• โ€ขโ€ขโ€ข

HADITS 32 :
ANJURAN UNTUK MEMENTINGKAN KESELAMATAN SENDIRI DAN ORANG LAIN

(Bagian 1/2)
______________________________

MATAN HADITS

ุนู† ุฃุจูŠ ุณุนูŠุฏ ุณูŽุนุฏ ุจู† ู…ุงู„ูƒ ุจู† ุณู†ุงู† ุงู„ุฎุฏุฑูŠ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡: ุฃู†ู‘ูŽ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„:
ยซ ู„ุง ุถุฑุฑ ูˆู„ุง ุถูุฑุงุฑ ยป
ุญุฏูŠุซ ุญุณู†ุŒ ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูˆุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ ูˆุบูŠุฑู‡ู…ุง ู…ุณู†ุฏุงู‹ุŒ ูˆุฑูˆุงู‡ ู…ุงู„ูƒ ููŠ ุงู„ู…ูˆุทุฃ ู…ุฑุณู„ุงู‹ ุนู† ุนู…ุฑูˆ ุจู† ูŠุญูŠู‰ุŒ ุนู† ุฃุจูŠู‡ุŒ ุนู† ุงู„ู†ู‘ูŽุจูŠู‘ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูุฃุณู‚ุท ุฃุจุง ุณุนูŠุฏุŒ ูˆู„ู‡ ุทุฑู‚ ูŠู‚ูˆู‘ููŠ ุจุนุถูู‡ุง ุจุนุถุงู‹.

๐Ÿ“š Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiyallahu โ€™anhu , bahwasannya Rasulullah ๏ทบ bersabda :
โ€œTidak boleh ada dharar “`(tidak boleh mencelakakan orang lain dengan kesengajaan, dalam rangka kemaslahatan dia)“` dan tidak boleh ada dhirฤr “`(mencelakakan orang lain dengan tanpa sengaja, dan bukan untuk kemaslahatan dia)“`.โ€
(Hadits hasan, diriwayatkan Ibnu Majah, ad-Daruqutni, dan selain keduanya secara musnad, dan diriwayatkan Malik dalam Muwaththa‘ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Nabi ๏ทบ, dengan tanpa menyebutkan Abu Said, dan hadits ini memiliki banyak jalan yang menguatkan satu sama lain).

#####

โœ Penjelasan (syarh) Hadits
oleh Fadhilatus Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡:

Dalam riwayat lain, ada tambahan lafazh :
โ€œBarangsiapa yang memudaratkan orang lain, maka Allah akan memudaratkannya. Barangsiapa yang menyusahkan orang lain maka Allah akan menyusahkannya.โ€

Hadits ini memuat kaidah penting tentang kewajiban menghilangkan mudarat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Hadits ini bersifat khabar (informasi) dari sisi redaksinya namun secara makna mengandung larangan.

๐Ÿ“Œ Perbedaan Dharar & Dhirฤr

Dharar adalah perbuatan yang memudaratkan diri sendiri secara sengaja maupun tidak sengaja.

Dhirฤr adalah perbuatan yang memudaratkan orang lain secara sengaja maupun tidak sengaja.

Memang, dalam memaknai kata ini, terdapat khilaf di antara ulama :

๐Ÿ”ธ Pendapat pertama :
Makna dharar & dhirฤr adalah satu, diulangnya dua kata yang bermakna sama, bermanfaat untuk ta’kid (menguatkan)

๐Ÿ”ธ Pendapat kedua :
Antara dharar & dhirฤr memiliki makna yang berbeda.

Pendapat yang tepat adalah, makna dharar & dhirฤr berbeda.

Syaikh Shalih al-โ€™Utsaimin rahimahullฤh menjelaskan bahwa,

Laa dharara adalah,
tidak melakukan hal-hal yang buruk, meski tidak sengaja, kepada diri sendiri.

Wa laa dhirฤra adalah,
tidak membalas sebuah tindakan mudarat dari orang lain, dengan cara yang tidak dibenarkan syariat.

โš  Dosa dhirฤr lebih besar daripada dharar.

Contohnya antara lain :
โ—1. Merokok.

Perbuatan ini buruk & membahayakan kesehatan si pelaku & orang lain.

Cara membalas yg sesuai syari’at adalah dengan menuntut hak kita (yg telah terzalimi atas asap rokok) melalui pihak berwenang.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah ๏ทบ ,

ยซโ€ฆ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฏูู…ูŽุงุกูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุงุถูŽูƒูู…ู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ยป
โ€œโ€ฆ Sesungguhnya darah kalian, harta benda kalian, kehormatan kalian, haram atas kalian.โ€
(HR. Bukhari & Muslim)

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูู€ูŠู’ ุฐูŽุฑู‘ู ุงู„ู’ุบูููŽุงุฑููŠู‘ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ูŽู‘ู€ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠู’ู…ูŽู€ุง ูŠูŽุฑู’ูˆููŠู’ู‡ู ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจูู‘ู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ : ยซูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏููŠู’ ! ุฅูู†ูู‘ู€ูŠู’ ุญูŽุฑู‘ูŽู…ู’ุชู ุงู„ุธู‘ูู„ู’ู…ูŽ ุนูŽู„ูŽู€ู‰ ู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุŒ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ุชูู‡ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู€ูƒูู…ู’ ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู‹ุง ุ› ููŽู„ุงูŽ ุชูŽุธูŽุงู„ูŽู€ู…ููˆู’ุง. ูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏููŠู’ !ยป

Dari Abu Dzar al-Ghifรขri radhiyallฤhu โ€™anhu bahwa Nabi ๏ทบ meriwayatkan firman Allah Azza wa Jalla,
โ€œWahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzhalimi…โ€
(HR. Muslim no. 2577, dll, shahih)

โ—2. Kezhaliman dalam perkara wasiat & waris.

Seseorang yang mewariskan hartanya dilarang merugikan sebagian dari ahli warisnya. Demikian pula orang yang memberikan wasiat dilarang menimbulkan madarat kepada orang yang diberikan wasiat.

Allah ๏ทป berfirman,
(ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู ูˆูŽุตููŠู‘ูŽุฉู ูŠููˆุตูŽู‰ ุจูู‡ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ุฏูŽูŠู’ู†ู ุบูŽูŠู’ุฑูŽ ู…ูุถูŽุงุฑู‘ู)
โ€œSesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).โ€
(QS. an-Nisฤโ€™ : 12).

โ—3. Hukum Talak.

Islam memberikan maslahat dengan membatasi 3x talak, yakni talak pertama & kedua, pasangan masih bisa rujuk kembali. Namun setelah talak ketiga, atau talak ba’in terjadilah perceraian permanen.

Dahulu bangsa Arab Jahiliyah bisa mentalak isterinya berulang-ulang kali sehingga menzalimi hak isteri.

Di dalam Islam, talak hanya dibatasi tiga kali.

4. Dalam akad jual beli โ€™Inah.

Seseorang menghutangkan barang kepada orang lain, setelah jangka waktu tertentu, barang tersebut dibeli lagi dengan harga yang lebih murah.

Ini termasuk muamalah yg mengandung gharar & riba. Haram hukumnya karena mendatangkan mudarat baik bagi penjual maupun pembeli.

โ—5. Muamalah sehari-hari.

Menyetel murottal terlalu keras sehingga mengganggu tetangganya (apalagi jika yang disetel adalah musik-musik yang haram).

Membuang sampah sembarangan sehingga mengotori & menimbulkan bau tak sedap dilingkungan sekitarnya.

Merenovasi rumah tanpa minta izin atau menginfokan ke tetangganya.

Membiarkan anak-anak muslimah tidak berhijab.

Kesemuanya adalah dhirฤr yg mendatangkan murka Allah ๏ทป

[ Bersambung, insyaAllah… ]

โ€ขโ€ขโ€ข โ•โ•โ•โ• เผป๐Ÿ“šเผบ โ•โ•โ•โ• โ€ขโ€ขโ€ข

Kajian dilaksanakan pada:
Selasa,
| 11 Dzulqa’dah 1439 H
| 24 Juli 2018 M

Disampaikan oleh:
๐ŸŽ™Ustadz Abu Salma Muhammad Muhammad ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

๐Ÿ–‹Transkrip oleh : Admin 2

๐Ÿ”— Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.
______________________________

๐Ÿ‘ฅ WAG Al-Wasathiyah Wal-I’tidฤl
โœ‰ TG : https://bit.ly/alwasathiyah
๐ŸŒ Blog : alwasathiyah.com
โ€Œ๐Ÿ‡ซ FB : fb.com/wasathiyah
๐Ÿ“น Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
๐Ÿ“ท IG : instagram.com/alwasathiyah
๐Ÿ”Š Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.