Q&A : APAKAH BOLEH MENGHUBUNG-HUBUNGKAN PERBUATAN BERSEKUTU DENGAN JIN DENGAN SETIAP MUSIBAH YANG MENIMPA SEBUAH KELUARGA ❓

الوسطية والاعتدال

TANYA

Assalaamu’alaikum Ustadz …

Bagaimana pendapat Ustadz tentang suatu lingkungan yang berkeyakinan jika salah 1 anggota keluarga yang bersekutu dengan jin lalu mereka mendapat musibah salah 1 keluarganya meninggal atau anak (bayi) dari yang bersekutu dengan jin tidak sempurna secara fisik menghubungkan karena sebab ulah jin tersebut?
Mohon penjelasannya dan bagaimana menyikapinya ?
Jazaakallahu khayran
➖➖➖➖➖➖ ➖

JAWABAN
بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

1⃣ Kita tidak boleh ragu bahwa semua takdir yang baik dan buruk termasuk musibah adalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2⃣ Namun sebagai bentuk adab dan etika kepada Allah, maka di situ Allah menciptakan sebab, dan apabila seseorang ditimpa musibah maka sebenarnya itu lantaran sebab ulahnya sendiri.

3⃣ Kita juga meyakini bahwa jin itu bisa memberikan pengaruh dan madharat -dengan izin Allah tentunya- kepada manusia sebagaimana manusia juga bisa memberikan pengaruh kepada jin, misal dengan cara memuja mereka, memberi sesajen, dll.

4⃣ Bersekutu dengan jin adalah sesuatu yang ada (realita) yang dilakukan oleh para dukun, penyihir dan setan dari jenis manusia. Dan bentuk persekutuan ini melibatkan adanya sumpah/perjanjian dalam bentuk buhul, dimana manusia yang bersekutu dengan jin dia harus mengorbankan sesuatu yang ia miliki sebagai kompensasi dari pertolongan jin kepada mereka.

5⃣ Perjanjian dengan jin yang dilakukan oleh manusia dalam bentuk buhul ini, seringkali menyebabkan ikatan terus menerus sampai buhul tersebut dibakar atau dihanguskan. Karena itu seringkali ada dari anggota keluarga dukun/penyihir akan mendapatkan suatu “kelebihan” atau tipuan dari jin, atau bahkan gangguan yang turun menurun hingga perjanjian ini dibatalkan.

6⃣ Adapun kematian seseorang atau anak bayi secara misterius, apabila memang ada indikasi ke arah ini, maka ini bisa jadi suatu sebab yang memang terjadi. Tapi jika tidak ada indikasinya, maka ini hanya asumsi belaka.

Wallahu a’lam bish showab

✍@abinyasalma
__________________

✉Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal I’tidål
♻Telegram: https://bit.ly/abusalma
🌐 Blog : alwasathiyah.com
💠Facebook : http://fb.me/abinyasalma81
🔰Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : http://instagram.com/abinyasalma/
🌀Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/

AWWI 2

Q&A : BOLEHKAH BERPUASA SETIAP HARI SELAIN PUASA RAMADHAN ❓ 🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

الوسطية والاعتدال

PERTANYAAN :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan Ustadz,
teman ana setiap hari puasa dengan alasan saat berpuasa beliau merasa bisa mencegah dari perbuatan maksiat. Bolehkah puasa seperti ini?
Apakah tidak termasuk bid’ah?

Catatan: beliau berpuasa bukan karena masalah syahwat karena beliau sudah menikah

Jazakallahu khair atas jawabannya Ustadz….

➖➖➖➖➖➖➖➖
JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Puasa setiap hari itu disebut dengan PUASA DAHR atau PUASA ABAD.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَدَ
“ Tidak ada puasa bagi orang yang puasa selamanya,” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum puasa ini :
1⃣ Boleh menurut Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah. Namun apabila menyebabkan kepayahan, maka makruh hukumnya.

2⃣ Makruh menurut Hanaifiyah. Ibnu Qudamah dan Ibnu Taimiyah juga memakruhkannya.

3⃣ Haram menurut madzhab Zhahiriyah.
Pendapat yang kuat adalah hukumnya makruh dan tidak termasuk bid’ah kecuali jika di dalam ibadahnya ada ritual atau niatan tertentu yang tidak benar seperti tabattul (hidup membujang)>

Wallahu a’lam

✍@abinyasalma
______________

✉Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal I’tidål
♻Telegram: https://bit.ly/abusalma
🌐 Blog : alwasathiyah.com
💠Facebook : http://fb.me/abinyasalma81
🔰Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : http://instagram.com/abinyasalma/
🌀Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/

AWWI 1