โ๐ธโ๐ชโ๐ทโ๐ฎโ๐ฆโ๐ฑใโ๐ตโ๐ฆโ๐ทโ๐ชโ๐ณโ๐นโ๐ฎโ๐ณโ๐ฌ
KEEMPAT : MENDIDIK MEREKA UNTUK MENCINTAI ULAMA DAN ULIL AMRI
Termasuk perkara penting yang sepatutnya orang tua tidak luput dari memperhatikannya, adalah mendidik anak agar mencintai ulama dan ulil amri (penguasa muslim). Karena para ulama itu adalah pewaris para Nabi.
Para Nabi tidak ada yang me-wariskan Dirham ataupun Dinar, namun yang mereka wariskan adalah ilmu. Karena itu, siapa yang mengam-bilnya (warisan ilmu ini), maka ia telah mengambil sesuatu yang besar lagi menguntungkan dari warisan para Nabi.
Karena para ulama, apabila di-ragukan kredibilitasnya dan diragu-kan keilmuannya, mereka tidak lagi dihormati, malah dicari-cari dan ditampakkan kesalahan-kesalahan-nya di hadapan anak-anak, maka ini bahayanya besar bagi umat. Karena ilmu dan syariat ini diambil melalui perantaraan para ulama. Sehingga hal ini dapat menghancurkan syariat Islam.
Demikian pula, seorang anak ketika beranjak dewasa, kelak ia akan mencari orang yang layak untuk diambil ilmunya, namun ia takkan mengambilnya dari ulama. Karena kredibilitas ulama dan keilmuannya telah diragukan. Sehingga, bisa jadi ia malah mengambil ilmu dari ulama yang sesat, yang menjajakan pe-mikiran menyimpang. Akhirnya, si anak ini menjadi sarana hancurnya masyarakat.
Adapun ulil amri, maka mereka adalah pemegang kekuasaan, yang menerapkan syariat, menjaga stabili-tas keamanan, yang mempersatukan rakyat.
Karena itulah Allรขh berfirman:
ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู
ููููุง ุฃูุทููุนููุง ุงูููููู ููุฃูุทููุนููุง ุงูุฑููุณูููู ููุฃููููู ุงููุฃูู
ูุฑู ู
ูููููู
ู
โ Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allรขh dan taatilah Rasul, serta Ulil Amri di antara kamuโ [Surat An-Nisa’ 59]
Yang dimaksud dengan ulil amri diantara kalian adalah ULAMA dan UMAROโ (penguasa).
Namun alangkah ironinya, sering kali terjadi di pertemuan-pertemuan sebagian kaum muslim, adanya ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu-domba) terhadap para ulama dan umaro. Menampakkan dan mencari-cari kesalahan mereka. Sekiranya mereka mau melihat aib-aib dan kesalahan mereka sendiri, niscaya mereka sadar betapa mereka telah melampaui batas saat mem-bicarakan para ulama dan penguasa. Dan cukuplah seseorang itu berdosa apabila ia menyampaikan segala yang ia dengar.
Duhai alangkah mengenaskan, apabila anak-anak turut serta nimbrung di majelis (pertemuan) seperti ini, sehingga mereka pun menerima perkataan-perkataan yang buruk ini (yaitu tentang ulama dan umaroโ).
Akhirnya, mereka pun ketika besar sudah menyimpan kebencian terhadap ulama dan umaroโ, yang mana ini termasuk penyebab merebaknya berbagai fitnah, mudah-nya menvonis bidโah (tabdรฎโ) dan menuduh fasik tanpa ilmu.
Kerap kali, ucapan-ucapan buruk yang mereka dengar ini, kebanyakan adalah dusta dan fitnah, tidak ada bukti dan dalilnya, yang sebenarnya disebarkan oleh musuh-musuh Islam, yang memusuhi aqidah yang murni ini, yang tegak di negeri Islam ini.
Syaikh โAbdul โAziz bin Bรขz Rahimahullรขhu berkata :
โBukanlah bagian dari manhaj salaf mengungkap aib-aib penguasa, yang disampaikan di mimbar-mimbar. Karena perbuatan ini dapat menye-babkan terjadinya revolusi, hilangnya sikap mendengar dan taat di dalam perkara yang maโruf. Menyulut pemberontakan yang lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya. Namun, cara yang tepat menurut para salaf adalah menasehati secara diam-diam antara dirinya dan penguasa saja, atau menuliskan nasehat untuk-nya, atau menghubungi ulama yang bisa menghubungi penguasa agar bisa diarahkan kepada kebaikan.
Manhaj salaf tidaklah menging-kari penguasa secara terang-terang-an dan mengungkap kesalahan-kesalahan ulil amri di hadapan khayalak, yang mana hal ini lebih banyak menyebabkan terjadinya kerusakan yang besar dan pemberontakan”
( bersambung Insya Allah.)
โ@abinyasalma
______________________
โGrup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal I’tidรฅl
โปTelegram: https://bit.ly/abusalma
๐ Blog : alwasathiyah.com
๐ Facebook : http://fb.me/abinyasalma81
๐ฐYoutube : http://bit.ly/abusalmatube
๐ท Instagram : http://instagram.com/abinyasalma/
๐Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/