ADAKAH PERBEDAAN MAKNA DARI KATA HUSNUL KHOTIMAH DAN KHUSNUL KHOTIMAH ?
TANYA
Assalaamu’alaikum Ustadz…
Apa ada perbedaan arti husnul khotimah dengan khusnul khotimah?
Jazaakallahu khayran
➖➖➖➖➖➖➖
Jawaban
بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Kalau kita bicara dari sisi Bahasa Indonesia dan transliterasinya, tidak ada bedanya…
Sebagaimana tulisan
➖Muhammad
➖Mohamad
➖Mochammad
➖Mukhamad
Dll
Semuanya dimaksudkan untuk kata محمد
Jadi, hanya beda transliterasinya saja…
Seperti nama حسن اليقين, ada yang nulis
➖Husnul Yakin
➖Chusnul Yaqin
➖Khusnul Yakin
Dll….
Beda transliterasi tapi merujuk ke satu kata yang sama…
Lantas bagaimana kalau ditinjau dari bahasa Arab?
Katanya maknanya Khusnul khatimah dengan husnul Khatimah berbeda…
Saya katakan, iya… Jika kita melihat dari bahasa Arab. Karena kalo kita menggunakan transliterasi umum bahwa
➖huruf خ ditulis kh
➖huruf ح ditulis h
➖huruf هـ ditulis h juga
Maka tulisannya bisa begini 👇 dalam bahasa Arab
➖ Dengan tulisan حسن الخاتمة = husnul khatimah
Artinya akhir yang baik.
➖ Dengan tulisan خسن الخاتمة = Khusnul khatimah
Saya belum tahu makna kata خسن (khusnu) yang pas, namun diriwayatkan dari Ibnul A’robi, jika dikatakan akhsana ar-Rajulu_(أخسن الرجل) maknanya adalah إذا ذل بعد عز (Apabila ia terhina setelah perkasa)
Jadi, mengandung makna akhir yang hina.
➖ Dengan tulisan هسن الخاتمة (Husnul Khatimah)
Saya juga belum tahu dan belum dapati dalam bahasa Arab kata هسن.
Menurut saya, ketika seseorang menuliskan Khusnul khatimah atau Chusnul Khatimah atau selainnya, maka maksudnya adalah حسن الخاتمة yang bermakna akhir yang baik. Bukan makna lainnya.
Karena itu, tidak usah kita terlalu membebani diri dengan masalah transliterasi yang belum ada bakunya yang disepakati…
Karena kalau tidak, maka orang yang bernama Khusnul Yakin, bisa memiliki makna jelek…
7العبرة بالمقاصد والمعانى ليست بالشكليات والمباني
Yang menjadi patokan itu adalah maksud dan maknanya, bukan bentuk dan susunannya…
Hal yang sama pula dengan tulisan
Insya Allah, In Sya Allah, Insyallah, Insha Allah, In Sha Allah, In-Sya Allah, dll…
Semuanya pasti merujuk ke إن شاء الله
Wallâhu a’lam bish showaab
✏ @abinyasalma
✉Grup WhatsApp _Al-Wasathiyah Wal I’tidål_
♻Telegram: https://bit.ly/abusalma
🌐 Blog : alwasathiyah.com
💠Facebook : http://fb.me/abinyasalma81
🔰Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : ://instagram.com/abinyasalma/
🌀Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/
Assalamualaikum…….
maaf menyela……..
harusnya kita bisa membedakan kaedah-kaedah bacaan dalam membaca Ayat-ayat Al-Qur’an. Bacaan tilawatinya.pertegas lagi karena kita salah baca otomatis salah arti,kalau itu salah dalam membacanya maka katakan salah, jangan di biaskan قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا
“Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”.
Tanggapan :
Wa’alaikumussalam Warohmatullahi wabarokatuh
Saudaraku yang saya cintai,
Anda benar bahwa di dalam MEMBACA AL-QUR’AN kita harus berpegang dengan kaidah qiro’ah, salah baca baik makhrajnya, bisa salah makna…
Tapi yg dibahas bukanlah BACAAN, tapi TULISAN alias TRANSLITERASI…
Dan dua hal di atas, adalah hal yang berbeda.
Berokallahu fikum.
LikeLiked by 1 person
Setuju hahaha… Apalagi tujuan maksud dari hati adalah yg utama dari setiap pengucapan sebuah kalimat.. Aminnnn Allah maha mengetahui..
LikeLiked by 1 person
Tanggapan :
Wa’alaikumussalam Warohmatullahi wabarokatuh
Saudaraku yang saya cintai,
Anda benar bahwa di dalam MEMBACA AL-QUR’AN kita harus berpegang dengan kaidah qiro’ah, salah baca baik makhrajnya, bisa salah makna…
Tapi yg dibahas bukanlah BACAAN, tapi TULISAN alias TRANSLITERASI…
Dan dua hal di atas, adalah hal yang berbeda.
Berokallahu fikum.
Tanggapan atas Tanggapan:
Tanggapan di atas membuat keraguan dan kerancuan, apapun maksudnya. Ilmu adalah keniscayaan. Yang benar harus dibenarkan. Jangan sampai yang menyebabkan keraguan, apalagi kesalahan, terus dipakai dan menjadi salah kaprah.
Setuju untuk supriyono yaten.
Terima kasih
LikeLike
Ya ustadz, afwan kita belajar menjadi lebih baik dari masa ke masa, lutuskan hal2 yg bersifat salah kaprah. Soal tergantung niatnya itu hanya Allah semata yg tahu. Kalo kita tahu akar bahasa bahwa husnul khotimah adalah dari akar bahasa yg benar, maka mulai sekarang diperbaiki. Agar tidak dibiasakan kesalahkaprahan terjadi teru meneruss. Jadikan generasi memdatang menjadi lebih baik dan lebih benar sesuai kaidah..wallahuaklam.
LikeLiked by 1 person
Saya setuju, jika ituu dalam hal pengucapan, maka harus menggunakan kaidah bacaan bahasa Arab.
Tapi kalo soal transliterasi, maka harus kita sepakati dulu bersama…. seperti antum saat menuebutkan kata “wallahu a’lam” dengan “wallahuaklam”, itu jelas keliru secara pengucapan. Tapi blm tentu keliru secara transliterasi asalkan yang antum maksudkan tetap والله اعلم
LikeLiked by 1 person
Setuju, bila belum tahu lalu salah dan kebetulan tidak ada yang mengingatkan / memberiahu mungkin bisa dimaklumi karena yang penting adalah niatnya. Namun bila sudah tau tapi tetap melanjutkan kesalahan, itu namanya bebal. Sama seperti halnya kita sholat didaerah yang kita tidak tahu arah kiblatnya dan tidak ada patokan sama sekali maka bisa dimaklumi bila kita salah, namun bila ternyata sudah ada yg mengingatkan namun kita tetap kearah kiblat yang salah, ya itu namanya sesat.
Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya.
LikeLike
Qiyas atau analognya tidak tepat. Kesalahan transliterasi tdk bisa disamakan dengan kesalahan arah kiblat, ini berbeda illat hukum. Karena QIYAS itu ada 4 rukun : (1) al-maqîs, yakni cabang (al-far’u); (2) al-maqîs alayh atau pokok (al-ashlu); (3) hukum perkara pokok (hukm al-ashl); dan (4) illat atau sebab. Jika tidak memenui maka dianggap QIYAS FASID atau QIYAS MA’AL FARIQ.
Barokallahu fikum.
LikeLike
Komen apa ini Dari atas ampe bawah gada yg nyambung sama pokok bahasa….. Ngalor ngidul
LikeLiked by 1 person
Setuju 100% dengan penulis. Kalau ada yg mengucapkan Khusnul Khatimah jangan buru2 dihujat. Itu ibarat bule ngomong bahasa Indonesia, masih belepotan tapi maksudnya baik. Untuk yang salah ucap, diberitahu secara baik-baik melalui japri. Jangan memberitahu di muka umum atau di group social media supaya dia tidak malu. Insha Allah ke depan dia tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Semoga kita menjadi muslim/muslimah yang semakin baik di mata Allah SWT.
LikeLike
Artikel sangat menarik
LikeLike
terima kasih atas penjelasannya 🙂
LikeLike
Jika memang salah mari kita benarkan, tapi juga ada kalanya ditoleransi untuk yang belum paham. Terkadang cara baca setiap negara berbeda beda seperti contohnya klo di mesir Ahmed kalau di Indonesia Ahmad dan lain sebagainnya
LikeLike
Penjelasan yg bijaksana
LikeLike
Translate berbeda, otomatis pengucapan pun beda.. bunyi huruf yg keluar dari mulut pun beda.. kok di bilang sama..☺️☺️🙏
LikeLike
beda translasi dengan transliterasi…
LikeLike
Sangat setuju dengan penjelasan Ustadz,, saya pun sependapat…
Perbedaan tulisan arab dengan latin saja sudah membuat sebagian mereka saling menyalahkan di forum umum…
Pernah saya jelaskan pada salah satu teman,, bahwa tulisan latin dengan arab itu sarat pemahaman,, jadi yang penting kita maksud mereka saja sudah cukup… Tapi dia tidak mau menerima,, dan tetep pada pendiriannya bahwa tulisan harus benar,, beda huruf saja beda arti… Dan saya ndak mau hanya karena mempertahankan pendapat saya,, malah jadi saling musuhan… Akhirnya saya jawab,, kalo mau yang lebih benar yaa pake tulisan arab saja,, lebih jelas… 😃😃😃
Entahlah Ustadz,, akhir² ini banyak orang hanya belajar dari ustad HP,, dan susah menerima penjelasan dari orang yang nyata,, mereka hanya percaya pada ustad HP,, ndak mau percaya pada kenyataan yang ada…
واللّه أعلم
LikeLike