الوسطية والاعتدال:
Question Answer
PERBEDAAN ANTARA RIYA’ DAN TAHADDUTS BI NI’MAH DI AYAT TERAKHIR SURAH AD DHUHA ?
TANYA
Assalaamu’alaikum Ustadz…
Bagaimana perbedaan antara Riya’ dengan Tahadduts bi ni’mah (sebagaimana yang disebutkan dalam ayat terakhir Surah Ad Dhuha)?
Jazaakallahu khayran
➖➖➖➖➖➖➖
Jawaban
بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Perbedaan utamanya adalah di dalam hati pelakunya.
Ini haddul fashil alias pembeda nyatanya, yaitu NIAT
👉🏻 Riya sebagian dijelaskan para ulama, adalah :
طلب ما في الدنيا من أعمال الصالحات
Mencari balasan dunia dari amalan shalih yang dikerjakan…
👉🏻 Dikatakan riya, berasal dari kata ru’yah (penglihatan), karena riya itu adalah
فعل الشيء من أجل أن يراه الناس
Melakukan sesuatu dengan tendensi agar dilihat orang lain…
❗
Riya lawannya ikhlas,
karena ikhlas adalah
فعل الشيء من أجل أن يراه الرب اي بقصد وجه الله
Melakukan sesuatu dengan tendensi agar dilihat Allâh, yaitu dengan tujuan mengharap wajah Allâh semata..
NB Adapun sum’ah , itu artinya ingin didengar. Berasal dari kata as-Sam’u (pendengaran), maksudnya adalah :
فعل الشيء ليسمعه الناس.
Melakukan suatu agar didengar orang lain…
✳ Adapun tahadduts bin ni’mah merupakan bentuk kesempurnaan syukur kepada Allâh. Karena itulah Allâh memerintahkan Nabî kita yang mulia ﷺ dalam surat ad-Dhuha : 11
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Adapun nikmat dari Tuhanmu, maka sampaikanlah
👉🏻 Kata ulama tafsir menjelaskan kata fahaddits (sampaikanlah) :
انشر ما أنعم به الله عليك بالشكر والثناء، فالتحدث بنعم الله تعالى والاعتراف بها شكر
Sebarkanlah segala kenikmatan yang Allâh anugerahkan padamu (wahai Muhammad) dengan cara bersyukur dan memuji Allâh. Karena tahadduts bin ni’mah dan mengakui nikmat Allâh adalah bentuk rasa syukur.
🌺 Alangkah indahnya apa yang dikatakan seorang ulama tafsir ulung, Imam Abu Bakr Ibnul Arobi al-Maliki :
إذا أصبت خيراً أو علمت خيراً فحدث به الثقة من إخوانك على سبيل الشكر لا الفخر والتعالي
Jika kau memperoleh atau mengetahui suatu kebaikan, maka sampaikanlah kepada saudaramu yang kau percaya, sebagai bentuk rasa syukur, bukan untuk menyombongkan diri ataupun tinggi hati…
🌺 Diriwayatkan pula di dalam Musnad :
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير، ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله والتحدث بالنعمة شكر وتركها كفر…
Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit, niscaya tidak akan mensyukuri yang banyak.
Siapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada orang lain, tidak bersyukur kepada Allah
Tahadduts bin ni’mah (menyampaikan kenikmatan) itu bentuk rasa syukur, dan meninggalkannya bentuk kufur (terhadap nikmat)
Karena itulah, yang bisa membedakan ini semua adalah niat pelakunya…
Wallâhu a’lam bish showaab
✍🏻 @abinyasalma
________________
✉Grup WhatsApp Al-Wasathiyah Wal I’tidål
♻Telegram: https://bit.ly/abusalma
🌐 Blog : alwasathiyah.com
💠Facebook : http://fb.me/abinyasalma81
🔰Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : ://instagram.com/abinyasalma/
🌀Mixlr : http://mixlr.com/abusalmamuhammad/